GOLONGAN 12 (Zn, Cd, Hg)
Nama :
Istiqomah (1313023043)
Program Studi : Pendidikan Kimia A
Mata Kuliah :
Kimia Anorganik II
Dosen :
1. Dra. Nina Kadaritna, M.Si.
2. Muhammad Mahfudz Fauzi Syamsuri, S.Pd.,
M.Sc.

Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Lampung
Bandarlampung
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini yaitu, “Golongan 12 (Zn,
Cd, Hg)”. Dengan membuat makalah ini, kami mengharapkan dapat lebih mengerti
dan memahami mengenai golongan 12 tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
mata kuliah guna menjadi acuan dan bekal pengalaman bagi penulis untuk
lebih baik di masa yang akan datang. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu atas tersusunya makalah ini.
BandarLampung, Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………............i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI……….............................................................................................iii
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2
1.3 Tujuan ………….........................................................................................2
II. PEMBAHASAN
2.1 Sumber dan Kelimpahan
2.1.1 Sumber dan Kelimpahan Zink ……………………………..………3
2.1.2 Sumber dan Kelimpahan Kadmium ………………………..……..4
2.1.3 Sumber dan Kelimpahan Raksa …………..………………………6
2.2 Sifat Fisik dan Sifat Kimia
2.2.1 Sifat Fisik …………………………………………………………...7
2.2.2 Sifat Kimia ………………………………………………………...10
2.3 Isolasi
2.3.1 Isolasi Zink ………………………………………………………...12
2.3.2
Isolasi Cadmium…………………………………………………..14
2.3.3
Isolasi Raksa
atau Merkuri ………………………………………14
2.4 Reaksi dan senyawaan
2.4.1
Reaksi Seng (Zn), Kadmium(Cd), dan Merkuri (Hg)……………...15
2.4.2
Senyawaan Seng (Zn), Kadmium(Cd), dan Merkuri (Hg)………...20
2.5
Kegunaan
2.5.1. Kegunaan Zink ……………………………………………………27
2.5.2. Kegunaan
Cadmium……………………………………………..28
2.5.3. Kegunaan Raksa atau Merkuri ………………………………….29
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................31
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam sistem berkala selain
terdapat golongan utama (A), juga terdapat golongan peralihan dan golongan B.
Posisi Zn, Cd, dan Hg terdapat pada golongan IIB. Unsur-unsur ini secara khas membentuk kation 2+, mereka
tidak mempunyai banyak kesamaan dengan golongan Be, Mg, Ca-Ra, kecuali beberapa
kemiripan antara Zn, Be, dan Mg. Jadi BeO, Be(OH)2, dan BeS
mempunyai struktur yang seperti ZnO, Zn(OH)2, dan ZnS, dan terdapat
beberapa kesamaan dalam kimiawi larutan dan kompleks Zn2+ dan Mg2+.
Sebab utama dari perbedaan antara ion-ion IIA dan IIB
timbul dari kemudahan terdistorsi kulit d yang terisi penuh dibandingkan dengan
ion-ion dari unsur-unsur IIA yang mirip dengan gas mulia. Sifat kimia dari
unsur Zn dan Cd adalah sama, tetapi untuk Hg adalah berbeda dan tidak dapat
sebagai suatu homolog. Contoh : Hidroksida Cd(OH)2 lebih basa
daripada Zn(OH)2 yang merupakan amfoter, tetapi Hg(OH)2
merupakan basa yang sangat lemah. - Klorida dari Zn dan Cd merupakan senyawa
ionik sedangkan HgCl2 merupakan kristal
molekuler. Ion Zn2+ dan Cd2+ mempunyai kemiripan dengan
ion Mg2+ sedangkan ion Hg2+ tidak. Tidak adanya pengaruh
stabilitas medan ligan pada ion Zn2+ dan Cd2+ karena
orbital d terisi penuh elektron, maka stereokimianya hanya ditentukan oleh
ukuran, kekuatan elektrostatik, dan kekuatan ikatan kovalen.
Seng (Zn), Kadmium (Cd), dan
Merkuri (Hg)
bereaksi langsung dengan halogen dan dengan non logam seperti sulfur, selenium,
dan timbal.
Seng
dan kadmium dapat membentuk beberapa paduan diantaranya kuningan (aliansi
tembaga dengan seng). Merkuri bergabung dengan beberapa logam lainnya
seperti Na atau K, bereaksi sangat kuat
menghasilkan amalgam.
Seng tidak diperoleh dengan
bebas di alam, melainkan dalam bentuk terikat. Jumlah kadmium di
tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada
permukaan sampel tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn).
Kadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Dan kelimpahan Hg
di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Oleh karena itu, untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai unsur-unsur yang terdapat didalam golongan IIB khususnya
Zn , Cd , dan Hg maka dibuatlah makalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah sumber dan kelimpahan pada unsur
Zn, Cd, dan Hg?
2.
Bagaimanakah sifat fisika dan kimia unsur Zn,
Cd, dan Hg?
3.
Bagaimanakah cara pembuatan atau isolasi
unsur Zn, Cd, dan Hg?
4.
Bagaimanakah reaksi dan senyawaan yang
terdapat pada unsur Zn, Cd, dan Hg?
5.
Apasajakah kegunaan dari unsur Zn, Cd, dan
Hg?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut:
- Mengetahui sumber dan kelimpahan unsur Zn, Cd, dan Hg
- Mengetahui sifat fisika dan kimia unsur Zn, Cd, dan Hg
- Mengetahui cara pembuatan atau isolasi unsur Zn, Cd, dan Hg
- Mengetahui reaksi dan senyawaan pada unsur Zn, Cd, dan Hg
- Mengetahui kegunaan dari unsur Zn, Cd, dan Hg
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SumberDan Kelimpahan
Logam-logam
golongan 12 terdiri atas zink (Zn), kadmium (Cd), dan merkuri atau raksa (Hg).
2.1.1
Zink
(Zn)
Seng dalam bahasa Belanda adalah zink. Zink adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Zink merupakan unsur pertama golongan
12 pada tabel periodik. Seng merupakan salah satu unsur yang melimpah dengan
urutan ke-24 di kerak bumi. Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi sekitar 75 ppm
(0,007%). Sedangkan, dalam tanah mengandung sekitar 5–770 ppm seng dengan
rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan
pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–4 µg/m3.
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga dan timbal
dalam bijih logam. Bijih seng yang paling banyak ditambang atau dapat dikatakan
bahwa sumber utama logam zink adalah sfalerit atau bijih zink blende (ZnS). Sfalerit adalah salah satu bentuk kristal seng
sulfida dan merupakan
bijih logam yang paling banyak ditambang
untuk mendapatkan seng karena mengandung sekitar 60-62%
seng. Sumber mineral lainnya yang mengandung seng meliputi smithsonit (ZnCO3), hemimorfit (Zn4(Si2O7)(OH)2·H2O), wurtzit (β-ZnS), dan hidrozinkit.
2.1.2
Cadmium
(Cd)
Cadmium adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Cd dan nomor atom 48. Cadmium ditemukan di
Jerman pada tahun 1817 oleh Friedrich Strohmeyer. Cadmium merupakan bahan alami
yang terdapat dalam kerak bumi. Cadmium murni berupa logam berwarna putih perak
dan lunak, namun bentuk ini tak lazim ditemukan di lingkungan. Unsur kadmium
mempunyai kelimpahan yang relatif rendah secara alamiah (dengan orde 10-6
dari kerak bumi) kadmium jarang ditemui. Jumlah normal kadmium yang ada di alam
berada di bawah 1 ppm tetapi angka tertinggi (1700 ppm) dijumpai pada permukaan
sampel tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn). Logam kadmium
mempunyai penyebaran sangat luas di alam, hanya ada satu jenis mineral kadmium
di alam yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan bersamaan dengan
mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite ini sangat jarang
ditemukan di alam sehingga dalam exploitasi logam Cd biasanya merupakan
produksi sampingan dari peristiwa peleburan bijih-bijih seng (Zn). Biasanya
pada konsentrat bijih Zn didapatkan 0,2 sampai 0,3% logam Cd. Kebanyakan
Cadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran seng, timah atau tembaga
cadmium yang banyak digunakan berbagai industri, terutama plating logam,
pigmen, baterai dan plastik. Umumnya terdapat bersama-sama dengan Zn dalam
bijinya, sehingga Cd diperoleh sebagai hasil sampingan produksi seng. Karena
titik didihnya rendah, Cd dapat dipisahkan dari seng melalui destilasi
fraksional.
2.1.3
Merkuri (Hg)
Merkuri merupakan salah satu dari unsur kimia
yang mempunyai nama Hydragyrum yang berarti perak cair. Nomor atom raksa ialah
80 dengan massa atom 200,59 dan simbolnya dalam sistem periodik adalah “Hg”
(dari Hydrargyrum). Logam ini berat, berwarna keperakan yang cair pada suhu
normal. Merkuri dihasilkan dari biji Cinabar (HgS) yang mengandung unsur
merkuri antara 0,1% – 4%. Kelimpahan Hg di bumi menempati urutan ke-67 di
antara elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam
bentuk unsur merkuri (Hg), merkuri monovalen (+1), dan bivalen (+2). Bijih
utamanya adalah sulfida sinabar (HgS) yang dapat diuraikan menjadi
unsur-unsurnya. Selain itu merkuri ditemukan dalam mineral corderoit,
livingstonit (HgSb4S7). Diperoleh terutama melalui proses
reduksi dari cinnabar mineral.
2.2 Sifat Fisika Dan Kimia
Logam-logam
golongan 12 dan logam-logam golongan 2 (alkali tanah) mempunyai konfigurasi
elektronik terluar yang sama yaitu elektron valensi ns2. Perbedaan
untuk kedua golongan ini adalah bahwa untuk periode yang sama , logam-logam
golongan 12 memiliki elektron penuh (n-1)d10 , tetapi logam-logam
golongan 2 sama sekali tidak memiliki elektron (n-1)d10. Oleh karena
itu dalam beberapa hal, logam-logam golongan 12 mempunyai kemiripan sifat
kimiawi dengan logam-logam golongan 2, dan dengan demikian sering
dipertimbangkan sebagai golongan unsur-unsur utama atau representatif. Untuk data
sifat-sifat fisik golongan 12 ini dapat dilihat pada table dibawah ini:
2.2.1 Sifat Fisika
|
Karakteristika
|
30Zn
|
48Cd
|
80Hg
|
|
Konfigurasi Elektronik
|
[18Ar]3d104s2
|
[36Kr]4d105s2
|
[54Xe]4f145d106s2
|
|
Densitas/ g cm-3
|
7,14
|
8,65
|
13,534 (l)
|
|
Titik Leleh/ ᵒC
|
419,5
|
320,8
|
-38,9
|
|
Titik Didih / ᵒC
|
907
|
765
|
357
|
|
Jari-Jari Atomik / pm
(Bilangan Koordinasi:12)
|
134
|
149
|
150
|
|
Jari-Jari Ionik, M2+ / pm
|
74
|
95
|
102
119 (M+)
|
|
Energy Ionisasi /Kj mol-1 :
I
: II
|
906,1
1733
|
876,5
1631
|
1007
1809
|
|
Elektronegativitas
|
1,6
|
1,7
|
1,9
|
|
Potensial Reduksi Standar / V (M2+
+2e →M)
(M22+ +2e → 2M)
|
-0,7619
-
|
-0,4030
-
|
+0,8545
+0,796
|
|
Bilangan oksidasi utama (p)
|
+2
|
+2
|
+1, +2
|
|
Bentuk (warna logam)
|
Abu-abu muda kebiruan
|
Putih perak
|
Putih keperakan
|
|
Fase
|
Padat
|
Padat
|
Cair
|
|
Warna nyala
|
Hijau keputihan
|
-
|
-
|
|
Sifat kemagnetan
|
Diamagnetik
|
Diamagnetik
|
Diamagnetik
|
|
Struktur kristal
|
Heksagonal
|
Heksagonal
|
Rombohedral
|
Berdasarkan tabel diatas, Logam IIB
mempunyai :
1.
Densitas dari atas ke bawah semakin
besar, hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya nomor atom unsur-unsur
tersebut dari atas kebawah atau bertambahnya massa atom unsur-unsur tersebut.
2.
Titik leleh (mp) dan titik didih (bp)
dari atas ke bawah semakin kecil, hal ini disebabkan karena lemah nya ikatan logam yang berhubungan
dengan konfigurasi elektron sebab energi kohesi (energi
tarik-menarik atom yang satu dengan lainnya) semakin kecil, sehingga diperlukan
suhu yang rendah untuk memutuskan ikatan antar atom. Raksa (merkuri) adalah
satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar.
3. Jari-jari
elektron dari atas ke bawah semakin besar, hal ini disebabkan karena bertambahnya nomor atom,
sehingga jumlah kulit elektron semakin banyak dan jarak inti dengan elektron terluar
akan semakin jauh.
4. Energi
ionisasi (Energi yang dibutuhkan untuk melepas elektron yang terikat paling
lemah dari suatu atom netral atau suatu ion dalam keadaan gas) dari atas ke bawah
semakin kecil, sebab jari-jari atom semakin besar, sehingga daya tarik antara
inti dengan elektron terluar semakin lemah. Kecuali pada Hg (merkuri), perbedaan ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa orbital 4f bukan merupakan perisai yang baik bagi elektron
kulit terluar jika dibandingkan dengan elektron dalam sub kulit bagian dalam
lainnya. Ini menyebabkan muatan inti efektif dan ukuran atom Hg yang lebih
kecil dari yang diharapkan. Akibatnya, energi pengionan Hg lebih tinggi
dibandingkan Zn dan Cd.
5. Pada
logam Zn dan Cd memiliki bentuk padatan, sedangkan pada logam Hg memiliki
bentuk cairan pada temperatur ruang. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori relativitas dari Einsten.
Berdasarkan teori relativitas tersebut, massa suatu partikel bertambah besar
dengan semakin bertambahnya kecepatan gerak partikel tersebut. Massa partikel
dalam keadaan gerak disebut massa relatif, sedangkan massanya dalam keadaan
diam disebut dengan massa diam. Hubungan antara massa relatif dengan massa diam
dinyatakan dengan persamaan :
mrel= 
Baik atom Hg maupun atom H memiliki
orbital 1s yang terisi elektron.
Menurut Bohr kecepatan gerak relatif elektron pada orbital 1s atom hidrogen adalah 137 kali
kecepatan cahaya apabila elektron tersebut mengorbit dengan jari-jari orbit 53
pm. Untuk atom dengan muatan inti yang lebih besar maka kecepatan relatif
elektron pada orbital 1s harus
semakin besar agar elektron tersebut tetap berada pada orbit stasioner.
Bertambahnya
muatan inti menyebabkan jari-jari orbit dari elektron pada orbital 1s atom
raksa menyusut menjadi 0,77 kali jari-jari orbit elektron pada orbital 1s atom hidrogen. Karena semua orbital
dalam satu atom sifatnya harus ortogonal satu terhadap yang lain, maka
penyusutan jari-jari orbit elektron pada orbital 1s atom Hg akan diikuti dengan menyusutnya jari-jari orbit
elektron-elektron pada orbital-orbital lainnya.
Pada
keadaan dasar raksa memiliki konfigurasi electron Hg: [Xe] 4f14 5d10 6s2.
Akibat efek relativitas maka dua elektron pada orbital 6s atom raksa akan tertarik dengan kuat oleh inti atomnya dan tidak
dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan ikatan logam antara
atom-atom raksa. Dengan kata lain dua elektron pada orbital 6s atom-atom Hg dapat dianggap sulit
untuk membentuk awan atau lautan elektron. Sulitnya elektron-elektron pada
orbital 6s atom-atom Hg membentuk
awan elektron menimbulkan anggapan bahwa logam raksa tersusun atas atom-atom
raksa, bukan terdiri dari ion-ion Hg2+ yang disekitarnya terdapat
awan atau lautan elektron. Anggapan bahwa logam raksa terdiri atas atom-atom
Hg, bukannya spesies yang lain seperti molekul-molekul Hg2, hal ini
dapat diterangkan berdasarkan teori orbital molekul. Bila ada duaatom Hg
berinteraksi maka akan diperoleh orbital molekul Hg2.
Hg2
memiliki orde ikatan nol, hal ini menunjukkan bahwa Hg2 tidak
dapat terbentuk. Sehingga logam raksa dapat dianggap terdiri dari atom-atom Hg,
bukan molekul Hg. Atom-atom Hg dalam logam raksa dapat dianggap bersifat
nonpolar. Atom-atom tersebut dapat dianggap berinteraksi satu dengan yang lain
melalui gaya London. Gaya London tersebut adalah lemah sehingga logam raksa
memiliki titik lebur yang rendah dan pada temperature ruang berupa cairan.
6. Zink
dan cadmium mempunyai tingkat oksidai +2 dalam semua senyawa sederhananya. Ketika senyawa dengan keadaan
oksidasi +2 terbentuk, elektron pada terluar s akan terlepas, dan ion
seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Raksa
mempunyai tingkat oksidasi +1 dan +2, namun pada biloks +1 ion Hg+
tidak dijumpai melainkan Hg22+. Hal ini dapat dijelaskan melalui
teori orbital molekul pada teori orbital molekul raksa Hg2+
memiliki orde ½, sedangkan Hg22+ memilki orde 1, sehingga
yang akan sering sekali dijumpai adalah Hg22+.
7. Zn,
Cd dan Hg tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya
telah berpasangan
8. Potensial
reduksi Zn2+ dan Cd2+ berharga negatif, sedangkan Hg22+
dan Hg2+ bernilai positif, hal ini disebabkan karena pada raksa
adanya elektron 4f yang bukan merupakan perisai yang baik bagi elektron kulit
terluar jika dibandingkan dengan elektron dalam subkulit bagian dalam lainnya. Ini menyebabkan muatan inti efektif
dan ukuran atom Hg yang lebih kecil dari yang diharapkan. Sehingga potensial
reduksinya bernilai positif.
2.2.2 Sifat Kimia
A.
Seng (Zn)
1. logam
zink bersifat lunak dan cukup
reaktif dan merupakan reduktor kuat, misalnya bereaksi dengan asam encer
menghasilkan ion dipositif menurut persamaan berikut :
Zn(s)
+ 2H3O+(aq) → Zn2+(aq) + H2(g) + 2H2O
(l)
2. Logam
ini juga terbakar jika dipanaskan secara perlahan dalam gas klorin menghasilkan
ZnCl2 :
Zn(s)
+ Cl2(g)→ ZnCl2(s)
3. Seng terkorosi pada udara yang
lembab.
4. Kelarutan logam seng dalam air
dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada pH yang cenderung netral, logam seng tidak
larut.
5. Zink bersifat amfoterik
Zn (s) + 2 H3O+
(aq) + 2 H2O(l) → [Zn(H2O)4]2+ (aq)
+ H2 (g)
Zn (s) + 2 OH-
(aq) + 2 H2O(l) → [Zn(OH)4]2- (aq) + H2
(g)
7. Permukaan logam seng murni akan
dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3,
seketika berkontak dengankarbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan
udara dan air.
9. Seng yang sangat murni hanya akan
bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar.
10. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan
reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.
B.
Kadmium (Cd)
1.
Cadmium bersifat lunak , Cd tidak larut dalam basa
2.
Larut
dalam H2SO4 encer dan HCl encer
Cd + H2SO4 →
CdSO4 + H2
3.
Cd
tidak menunjukkan sifat amfoter
4.
Bereaksi
dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P
5.
Cd
adalah logam yang cukup aktif
6.
Dalam
udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO
7.
Memiliki
ketahanan korosi yang tinggi
8.
CdI2
larut dalam alkohol
C.
Merkuri (Hg)
1.
Larut
dalam cairan polar maupun tidak polar.
2.
Merupakan
logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-logam yang
lain.Karena penguapan dan toksisitas yang tinggi, air raksa harus disimpan
dalam kemasan tertutup dan ditangani dalam ruang yang cukup pertukaran
udaranya.
3.
Cenderung
membentuk ion-ion M22+.
4.
Apabila
air raksa direaksikan dengan zat pengoksidasi berlebih, seluruhnya akan berubah
menjadi Hg2+.
5.
Sangat
sedikit senyawa raksa yang larut dalam air, dan kebanyakan tak terhidrasi.
2.3 Cara Pembuatan / Isolasi
Logam yang kurang aktif biasanya diolah
melalui beberapa tahap, termasuk reduksi secara kimia, seringkali dengan karbon
sebagai senyawa pereduksi.
Kita menggunakan istilah umum metalurgi untuk
mengacu pada penyelidikan mengenai logam dan metalurgi pemurnian (ekstraktif)
untuk mendapatkan logam murni dari bijihnya. Tak ada satu metode pemisahan
metalurgi yang cocok untuk semua logam, tetapi ada beberapa prinsip dasar yang
berlaku umum.
2.3.1
Ekstraksi Zink
Pemanggangan (roasting).
Maksud dari proses pemanggangan ialah mengubah logam mejadi oksidanya, yang
kemudian dapat direduksi. Bijih seng yang utama berbentuk sulfida (sfalerit)
atau bijih zink blende (ZnS) dan karbonat (smitsonit). Tahap pertama dalam
ekstraksi ini adalah pemanggangan bijih zink blende (ZnS) atau karbonat
(smitsonit) di udara pada suhu~800ᵒC untuk mengubah bijih menjadi oksidanya .
Jika dipanaskan pada suhu tinggi, sulfida melepaskan SO2 (g),
sedangkan karbonat membebaskan CO2 (g). Namun, ekstraksi logam ini tidak
sederhana menurut persamaan reaksi :
2ZnS(s)
+ 3O2 (g)
2ZnO (s) + 2SO2(g)
ZnCO3
(s)
ZnO (s) + CO2 (g)
Tahap
berikutnya adalah mereduksi. Karbon, dalam bentuk kokas
atau serbuk batu bara, bilamana memungkinkan, sering digunakan sebagai senyawa pereduksi.
Reduksi biasanya melibatkan beberapa reaksi yang terjadi serentak. Baik C (s)
dan CO (g) berfungsi sebagai senyawa pereduksi. Reduksi ZnO dilakukan pada suhu
sekitar 1100oC, yaitu suhu di atas titik didih seng. Seng yang
diperoleh berupa uap dan kemudian diembunkan.
ZnO
(s) + C (s)
Zn (g) + CO (g)
ZnO
(g) + CO (g)
Zn (g) + CO2 (g)
Tujuan
penggunaan kokas berlebih adalah untuk mencegah terjadinya reaksi dari zink
menjadi oksidannya oleh gas CO2 yang terbentuk pada proses reduksi tersebut
melainkan justru mereduksi gas CO2 menjadi gas CO menurut persamaan
reaksi :
C
(s) + CO2 (g)
2 CO(g)
Penyulingan.
Logam yang dihasilkan dalam tahap reduksi umumnya tidak murni. Pengotor harus
dipisahkan, dengan kata lain logam harus disuling. Pengotor yang umumnya
dijumpai bersama seng adalah Cd dan Pb. Keduanya dipisahkan melalui penyulingan
bertingkat dari seng cair.
Bahwa
sekitar setengah produkis seng dihasilkan melaui penyulingan elektrolisis,
yaitu gabungan proses reduksi dan penyulingan. ZnO dari tahap pemanggangan
dilarutkan dalam H2SO4 (aq).
ZnO
(s) + 2 H+ (aq) + SO42- (aq) → Zn2+
(aq) + SO42- (aq) + H2O(l)
Serbuk
Zn ditambahkan kedalam larutan untuk mengganti logam yang kurang aktif (
misalnya Cu), dan larutan dielektrolisis dengan metode timbal dar katode
aluminium. H2 (g) tidak terbentuk pada katode karena tingginya
“overpotensial”. Reaksi elektrode yang terjadi adalah
Katode
:
Zn2+ (aq) + 2e → Zn(s)
Anode : H2O(l) → ½ O2
(g) + 2 H+ (aq) + 2e
Tak
berubah : SO42-
(aq) → SO42- (aq)
Bersih
: Zn2+ + SO42-
+ H2O → Zn(s) + 2H+ + SO42- + ½ O2
(g)
Perhatikan
bahwa reaksi elektrolisis bersih, Zn2+ direduksi menjadi logam seng
murni dan asam sulfat terbentuk kembali. Asam ini digunakan kembali dalam tahap
berikut :
ZnO
(s) + 2 H+ (aq) + SO42- (aq) → Zn2+
(aq) + SO42- (aq) + H2O(l)
2.3.2 Ekstraksi Kadmium (Cd)
Umumnya kadmium terdapat bersama-sama dengan Zn dalam
bijinya, sehingga kadmium diperoleh sebagai hasil sampingan produksi seng.
Karena titik didihnya rendah, kadmium dapat dipisahkan dari seng melalui
penyulingan bertahap. Dalam metode reduksi elektrolisis dan penyulingan seng
maka sebelum terjadi reaksi :
Katode : Zn2+(aq) + 2e-→ Zn(s)
Anoda : H2O(l) → ½ O2(g)
+ 2H+(aq) + 2e–
Tak berubah : SO42-(aq) →SO42-(aq)
Bersih : Zn2+(aq) +
SO42-(aq) + H2O(l) → Zn(s)
+2H+(aq) + SO42-(aq) + ½O2(g)
Larutan yang mengandung Zn2+ diberi serbuk seng,
yang larut (sebagai Zn2+) dan kemudian menggantikan Cd2+.
Reaksinya sebagai berikut :
Zn(s) + Cd2+(aq)→ Zn2+(aq)
+ Cd(s)
Kemudian Cd(s) disaring, dilarutkan dalam larutan asam dan
dielektrolisis mengahasilkan kadmium murni.
2.3.3 Ekstraksi Merkuri
atau Raksa (Hg)
Raksa adalah satu dari logam yang mudah
dimurnikan dari bijihnya . Satu-satunya bijih raksa adalah
mineral sinabar, raksa (II) sulfida (HgS). Kira-kira 75% logam ini di dunia
terdapat sebagai endapan di Spanyol dan Italia. Banyak bijih raksa mengandung
kurang dari 1% HgS, sehingga menyebabkan mahalnya logam ini. Raksa secara
sederhana dapat diekstrak dengan pemanasan bijih raksa(II) sulfida di udara. Jika sinabar (HgS) dipanaskan, senyawa ini
mengurai langsung menjadi Hg (g), kemudian mengembun menjadi Hg (l)
HgS
(s) + O2 (g)
Hg (g) + SO2
(g)
Ada proses lain untuk mengurangi emisi SO2(g)
ialah dengan memanggang HgS dengan Fe atau CaO.
Proses lain untuk mengurangi emisi SO2(g) ialah
dengan memanggang HgS dengan Fe atau CaO
HgS (s) + Fe (s)
FeS (s) +
Hg (g)
4 HgS (s) + 4 CaO (s)
3 CaS (s) + CaSO4
(s) + 4 Hg (g)
Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO. HgO tidak mantap
pada suhu tinggi, mengurai menjadi Hg (g) dan O2(g).
Raksa dimurnikan dengan mereaksikannya dengan HNO3(aq),
yang mengoksidasi hampir semua pengotor. Hasilnya (tak larut) mengembang ke
permukaan cairan dan dapat diambil. Pemurnian terakhir adalah melalui
penyulingan. Raksa mudah diperoleh dengan kemurnian yang paling tinggi dari
kebanyakan logam (99,9998% Hg atau lebih).
2.4 Reaksi dan Senyawaan
Seng, Kadmium, Dan Merkuri
2.4.1 Reaksi Seng (Zn), Kadmium(Cd),
dan Merkuri (Hg)
A.
Reaksi Seng (Zn)
a. Reaksi dengan udara
Seng terkorosi pada udara yang
lembab. Logam seng dibakar untuk membentuk seng (II) oksida yang berwarna putih
dan apabila dipanaskan lagi, maka warna akan berubah menjadi kuning.
2Zn(s) + O2(g) → 2ZnO(s)
2Zn(s) + O2(g) → 2ZnO(s)
b. Reaksi dengan halogen
Seng bereaksi dengan unsur halogen
membentuk seng (II) dihalida.
Zn(s) + F2(g) → ZnF2(s)
Zn(s) + F2(g) → ZnF2(s)
Zn(s)
+ Cl2(g) → ZnCl2(s)
Zn(s)
+ Br2(g) → ZnBr2(s)
Zn(s)
+ I2(g) → ZnI2(s)
c. Reaksi dengan asam
Seng larut perlahan dalam asam
sulfat encer untuk membentuk gas hidrogen.
Zn(s) + H2SO4(aq) → Zn2+(aq) +SO42- (aq) + H2(g)
Zn(s) + H2SO4(aq) → Zn2+(aq) +SO42- (aq) + H2(g)
d. Reaksi seng dengan asam pengoksidasi
seperti asam nitrit dan HNO3 sangat kompleks dan bergantung pada
kondisi yang tepat.
4
Zn + 10 HNO3 → 4 Zn(NO3)2 + NH4NO3
+ 3 H2O
e. Reaksi dengan basa
Seng larut dalam larutan alkali
seperti natrium hidroksida (NaOH) dan KOH akan membentuk zinkat.
Zn
(s) + 2 NaOH (aq) + 2 H2O → Na2[Zn(OH)4] (aq)
+ H2 (g)
f. Reaksi
dengan amonia kuat
Hidroksida Zn mudah
larut dalam amonia kuat berlebih membentuk kompleksamin [Zn(NH3)4]2+.
Zn(OH)2(s)
+ 4 NH3(aq) → [Zn(NH3)4]2+(aq)
+ 2OH-(aq)
g. Reaksi dengan asam sulfida
Senyawa sulfida diperoleh dari
interaksi langsung/pengendapan oleh H2S dari larutan aqua, larutan
asam untuk ZnS.
Zn
+ H2S → ZnS + H2
i. Reaksi
garam okso dengan ion akuo
Zn2+
(aq) + H2O ↔ ZnOH+ (aq) + H+
B. Reaksi Kadmium (Cd)
a. Reaksi dengan udara
Senyawa biner, oksida CdO dibentuk
dengan pembakaran logamnya di udara atau dengan pirolisis karbonat atau
nitratnya. Asam oksida dapat diperoleh dengan pembakaran alkil, asap cadmium
oksida luar biasa beracun. Cadmium oksida warnanya beragam mulai dari kuning
kehijauan sampai coklat mendekati hitam bergantung pada proses pemanasannya.
Warna-warna ini adalah hasil dari keragaman jenis kerusakan kisinya. Oksida
menyublim pada suhu yang sangat tinggi.
2Cd(s)
+ O2(g) → 2CdO(s)
b.
Reaksi
dengan halogen
Larutan Cd halida mengandung semua
spesies Cd2+, CdX+, CdX2+, dan CdX3–
dalam kesetimbangan
Cd(s)
+ F2(g) → CdF2(s)
Cd(s)
+ Cl2(g) → CdCl2(s)
Cd(s)
+ Br2(g) → CdBr2(s)
Cd(s)
+ I2(g) → CdI2(s)
c.
Reaksi dengan asam
Kadmium larut perlahan dalam asam sulfat
encer untuk membentuk gas hidrogen.
Cd(s)
+ H2SO4(aq) → CdSO4(aq) + H2(g)
d.
Reaksi
kadmium dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO3 sangat
kompleks dan bergantung pada kondisi yang tepat.
4
Cd + 10 HNO3 → 4 Cd(NO3)2
+ NH4NO3 + 3 H2O
e.
Reaksi
dengan basa
kadmium larut dalam larutan alkali
seperti natrium hidroksida (NaOH) dan KOH akan membentuk Cd(OH)2 yang
merupakan endapan berwarna putih.
Cd2+ + 2NaOH → Cd(OH)2
↓(putih) + 2Na+
f.
Rekasi
dengan amonia kuat
Hidroksida Cd mudah larut dalam
amonia kuat berlebih membentuk kompleksamin [Cd(NH3)4]2+.
Cd(OH)2(s) + 4NH3(aq)
→ [Cd(NH3)4]2+(aq) + 2OH–(aq)
g.
Reaksi
dengan Sulfida
Senyawa sulfida diperoleh dari
interaksi langsung/pengendapan oleh H2S dari larutan aqua, larutan
asam untuk CdS.
Cd + H2S → CdS +H2
h.
Reaksi
dengan Garam Okso dan Ion Aquo
Garam dari okso seperti nitrat,
sulfat, sulfit, perklorat, dan asetat larut dalam air. Ion aquo bersifat asam
dan larutan garamnya terhidrolisis bagi larutan Cd Yang lebih pekat, spesies
yang utama adalah Cd2OH3+.
2Cd2+(aq) + H2O(l)
→ Cd2OH3+(aq) + H+
Dengan adanya anion pengompleks,
misalnya halida, spesies seperti Cd(OH)Cl atau CdNO3+ dapat
diperoleh.
i.
Reaksi
dengan kalium Iodida
Semua senyawa kadmium larut dalam
larutan kalium iodida berlebih membentuk ion kompleks yang mudah larut yaitu
tetraiodokadmat [CdI4]2- .
Cd2+(aq) + 4KI(aq)→
[CdI4]2- (aq)+ 4K+(aq)
C. Reaksi
Merkuri (Hg)
a.
Reaksi dengan udara
Merkuri dibakar hingga suhu 350ºC untuk
membentuk merkuri (II) oksida.
2Hg(s) + O2(g) →
2HgO(s)
b.
Reaksi dengan halogen
Logam merkuri bereaksi dengan fluorin,
klorin, bromine dan iodine untuk membentuk merkuri (II) dihalida.
Hg(s) + F2(g) → HgF2(s)
Hg(s) + Cl2(g) → HgCl2(s)
Hg(s) + Br2(g) → HgBr2(s)
Hg(s) + I2(g) → HgI2(s)
c. Reaksi dengan asam
Raksa bereaksi dengan asam sulfat
pekat membentuk Hg2SO4.
2Hg
(s) + 2H2SO4 (aq) pekat → Hg2SO4 (s) + H2O (l) + SO2 (g)
d. Reaksi
dengan asam nitrat
Merkuri tidak bereaksi dengan asam
non oksidasi, tetapi bereaksi dengan asam nitrit terkonsentrasi atau asam
sulfur terkonsentrasi untuk membentuk komposisi merkuri (II) dengan nitrogen
atau sulfur oksida.
3Hg + 8 HNO3 → 3 Hg(NO3)2
+ 2 NO + 4 H2O
6 Hg + 8 HNO3 → 3 Hg2(NO3)2
+ 2 NO + 4 H2O
e. Reaksi
dengan basa
Pada
larutan Hg2+ jika direaksikan dengan larutan basa (misalkan NaOH
atau KOH) akan menghasilkan endapan HgO berwarna kuning.
Hg2+(aq)
+ 2 OH–(aq)→HgO(s) + H2O(l)
f. Reaksi
dengan timah(II) klorida
Raksa(II) klorida mudah tereduksi oleh timah(II)
klorida menjadi endapan putih raksa(I) klorida, dan kemudian tereduksi lebih
lanjut menjadi logam raksa hitam, dan ini merupakan uji konfirmasi untuk ion
raksa(II) menurut persamaan reaksi:
HgCl2 (aq) + SnCl2 (aq) → Hg2Cl2
(s) + SnCl4 (aq)
Hg2Cl2 (s) + SnCl2
(aq) → 2Hg (l) + SnCl4 (aq)
g. Reaksi
dengan ammonia kuat
HgCl2
bereaksi dengan amonia kuat membentuk senyawa kompleks, begitu juga dengan Hg2Cl2
. Hg2Cl2 sukar larut dalam air dan bereaksi dengan
larutan amonia membentuk padatan hitam.
HgCl2(s)
+ 2 NH3(aq) → HgNH2Cl(s) + NH4Cl(aq)
Hg2Cl2(s)
+ 2 NH3(aq) → Hg(s) + HgNH2Cl(s)
+ NH4Cl(aq)
h. Reaksi
dengan kalium iodida
Ion iodida mengendapkan ion raksa(II) dari
larutannya sebagai endapan merah orange HgI2, dan endapan ini larut
dalam iodida berlebih karena membentuk ion kompleks tetraiodomerkurat(II), [HgI4]2-.
Hg2+(aq)
+ 2 I–(aq) → HgI2(s)
HgI2(s)
+ 2 I–(aq) → HgI42-(aq)
Senyawa
komplek HgI– diberi nama Nessler yang dapat digunakan untuk
menetapkan ion ammonium (NH4+).
i. Reaksi
dengan hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida dapat mengendapkan ion raksa(II)
dari larutannya menjadi endapan hitam HgS.
Hg2+ (aq) + S2- (aq) → HgS(s)
+ Hg(l)
HgS larut dalam larutan natrium sulfida dalam
suasana basa berlebih membentuk ion kompleks tiomerkurat(II) [HgS2]2-.
HgS+Na2S → [HgS2]2-
+ 2Na+
2.4.2 Senyawaan Seng (Zn),
Kadmium(Cd), dan Merkuri (Hg)
I. Keadaan Univalen
Keadaan
univalen terpenting hanya merkuri, meskipun tidak stabil ion Zn+ dan Cd+
juga ada dan mempunyai rumus M22+ , keduanya sangat tidak
stabil, karena merupakan pereagen pereduksi yang sangat kuat sehingga dalam
larutan air akan berubah menjadi Zn2+ dan Cd2+ .
II. Senyawaan Divalen
A. Senyawaan
Seng (Zn)
Senyawa ini bersifat molekuler,
bukan ionik karena memiliki titik leleh lebih rendah dan mudah menyublim. Zink
klorida merupakan salah satu senyawa zink yang paling banyak digunakan. Senyawa
ini dapat diperoleh sebagai dihidrat, ZnCl2.2H2O, dan
bagai batangan-batangan zink klorida anhidrat. Zink klorida anhidrat sangat
mudah larut baik dalam air maupun dalam pelarut-pelarut organic seperti alcohol
dan aseton , dan sifat ini menunjukkan adanya karakter kovalen dalam ikatannya.
Zink klorida dapat digunakan sebagai fluks dalam pengelasan , dan sebagai
pengawet kayu gelondongan. Kedua manfaat ini berkaitan dengan sifat senyawa ini
sebagai asam lewis. Dalam pengelasan, film oksida pada permukaan logam yang
akan disambung harus dihilangkan terlebih dahulu, jika tidak bahan solder tidak
akan melekat (tidak menyambung). Pada temperature diatas ~ 275ᵒC , zink klorida
melelh dan menghilangkan film oksida dengan pembentukan senyawa kompleks
melalui ikatan kovalen dengan ion oksigen. Solder kemudian dapat melekat atau
menempel pada permukaan logam yang telah bersih. Apabila hal ini diperlakukan
pada gelondongan kayu , maka zink klorida membentuk ikatan kovalen dengan
atom-atom oksigen dari molekul-molekul selulosa. Akibatnya kayu terlapisi
dengan lapisan zink klorida sebagai senyawa yang beracun terhadap kehidupan
organisme.
2. Zink oksida (ZnO)
Zink oksida dapat diperoleh dari
pembakaran logam zink diudara atau dekomposisi termal dari zink karbonat
menurut persamaan reaksi :
2Zn(s) +O2(g) → ZnO(s)
ZnCO3(s)
ZnO(s) + CO2(g)
Zink oksida bersifat amfoterik dan
membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida berupa padatan putih dan mempunyai
struktur intan dengan jaringan ikatan kovalen. Dalam kristalnya , setiap atom
zink dikelilingi oleh empat atom oksigen dikelilingi oleh empat atom zink dalam
geometri tetrahedron. Tidak seperti oksida logam putih yang lain, zink oksida
menunjukkan perubahan warna menjadi kuning pada pemanasan dan kembali menjadi
putih pada pendinginan. Perubahan warna seperti ini yang terjadi oleh karena
perbedaan temperatur, dikenal sebagai sifat termokromik. Perubahan warna zink
oksida tersebut karena pada pemanasan beberapa atom oksigen hilang dari kisi
kristalnya sehingga meninggalkan kisi kristal dalam keadaan kelebihan muatan
negatif (elektron) dapat dipindahkan via kisi kristal dengan perbedaan
potensial. Jadi, oksida zink ini bersifat sebagai semikonduktor. Pada
pendinginan, atom-atom oksigen yang keluar dari kisi kristal pada pemanasan
tersebut kembali lagi keposisi semula sehingga diperoleh warna semula.
3. Zinkat
Zinkat adalah garam yang terbentuk
oleh larutan zink atau oksida dalam alkali. Rumusnya sering ditulis ZnO22-
walaupun dalam larutan berair ion yang mungkin adalah ion kompleks dengan ion
Zn2- terkoordinasi dengan ion OH-. Ion ZnO22-
dapat berada sebagai lelehan natriumzinkat, tetapi kebanyakan zinkat padat
adalah campuran dari berbagai oksida.
4. Zink blende (ZnS)
Senyawaan
sulfida diperoleh dengan mereaksikan ion aquo dengan gas H2S untuk membentuk
ZnS. Zink blende adalah struktur
krital dengan atom zink yang dikelilingi oleh empat atom sulfur pada
sudut-sudut tetrahedron, setiap sulfur dikelilingi oleh empat atom zink.
Kristal ini tergolong sistem kubus.
5. Zink sulfat
Bentuk umumnya adalah ZnSO4.7H2O
Senyawa ini kehilangan air diatas 30°C menghasilkan heksahidrat dan molekul air
selanjutnya dilepaskan diatas 100°C menghasilkan monohidrat. Garam anhidrat terbentuk
pada 450°C dan ini mengurai diatas 500°C.
6. Zink hidroksida Zn(OH)2
Zink hidroksi bersifat amfoter dan
dapat membentuk kompleks amina bila direaksikan dengan ammonia kuat berlebih.
7. Garam Zink
Sebagian besar garam zink larut
dalam air, dan larutan ini mengandung ion kompleks tak berwarna
heksaakuazink(II) [Zn(H2O)6]2+. Padatan
garamnya umumnya terhidrat, misalnya heksahidrat untuk zink nitrat, haptahidrat
untuk zink sulfat, dan ini mirip dengan magnesium dan kobalt (II). Struktur
zink sulfat heptahidrat adalah [Zn(H2O)6]2+[SO4.H2O]2.
Larutan garam zink bersifat asam karena terjadi hidrolisis bertahap seperti
halnya garam alumunium Menurut persamaan reaksi :
[Zn(H2O)6]2+(aq)
[Zn(H2O)3(OH)]+(aq) + H3O+
(aq) + H2O (l)
Penambahan basa menyebabkan
terjadinya endapan putih gelatin zink hidroksida :
[Zn(H2O)3(OH)]+(aq)
+ OH-(aq) → Zn(OH)2(s)
+ 3H2O (l)
Tetapi, endapan ini larut kembali
dalam basa berlebih oleh karena sifat amfoterik dengan membentuk ion kompleks tetrahidroksozinkat(II):
Zn(OH)2(s) + OH-(aq)
→ [Zn(OH)4]2-(aq)
Endapan zink hidroksida juga larut
dalam ammonia membentuk ion kompleks tetraaminzink(II), [Zn(NH3)4]2+,
menurut persamaan reaksi:
Zn(OH)2(s) + 4NH3(aq)
→[Zn(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)
8. ZnF2
Zink
flourida benar-benar ionik, padatannya bertitik leleh tinggi, sedangkan halida
lainnya bersifat lebih kovalen. Flourida larut sebagian dalam air, sebagai cerminan
dari energi kisi yang tinggi bagi struktur-struktur ZnF2 (rutil).
B.
Senyawaan Kadmium (Cd)
1.
Kadmium
sulfida (CdS)
Merupakan senyawa yang tidak larut
dalam air dan dijumpai sebagai mineral grinolit.
2.
Kadmium
oksida (CdO)
Memiliki beberapa warna dari kuning
kehijauan sampai coklat yang mendekati hitam tergantung dengan kondisi suhu
pemanasan. Warna tersebut merupakan akibat dari beberapa jenis terputusnya kisi
kristal.
3.
Kadmium
seng telurida (CdZnTe)
Sangat beracun untuk manusia, tidak
boleh tertelan, terhirup dan tidak boleh dipegang tanpa sarung tangan yang
tepat.
4.
Kadmium
hidroksida (Cd(OH)2)
Tidak larut dalam basa. Cd hidroksi
dapat membentuk kompleks amina bila direaksikan dengan amonia kuat berlebih.
Cd(OH)2 lebih bersifat asam daripada Zn(OH)2 yang
bersifat amfoter. Cd(OH)2 menunjukan sifat basa karena
larut dalam asam. Sifat asamnya lebih lemah dibanding Zn(OH)2, dan hanya larut
dalam NaOH(aq) yang sagat pekat
5.
CdF2 (flourit).
Kadmium
flourida benar-benar ionik, dan padatan bertitik leleh tinggi, sedangkan halide
lainnya bersifat lebih kovalen. Flourida larut sebagian dalam air, sebagai cerminan
dari energy kisi yang tinggi bagi struktur- CdF2 (flourit).Halide
lainnya lebih mudah larut tidak hanya dalam air tetapi dalamalkohol, keton dan pelarut
donor lainnya.
6.
Garam okso dan ion akuo.
Garam
dari asam okso seperti nitrat, sulfat, sulfit, perklorat, dan asetat larut
dalam air. Bagi larutan cadmium yang lebih pekat, spesies yang utama adalah Cd2OH3+
. Dengan adanya anion pengompleks, misalnya halide, spesies seperti Cd(OH)Cl
atau CdNO3+ dapat diperoleh.
C. Senyawaan
Merkuri (Hg)
1.
Merkuri
Sulfida (HgS)
HgS diendapkan dari larutan aqua
sebagai senyawaan hitam yang sangat tidak larut. Sulfida hitam tidak stabil
apabila dibandingkan dengan bentuk merah yang lebih mirip dengan mineral
cinnabar, dan berubah menjadi bentuk merah bila dipanaskan atau dihancurkan
dengan alkali polisulfida atau air raksa (I) klorida.
2.
Merkuri(II)
Sulfida
Mengkristal dalam struktur fluorit
dan benar-benar ionik. Terdekomposisi sempurna walau dengan air dingin.
3.
Garam
Okso Air Raksa(II)
Dalam larutan akua Hg(NO3)2
spesies yang utama adalah Hg(NO3)2, Hg(NO3)+
dan Hg2+
4.
Merkuri
(II) fulminat (Hg(ONC)2)
Sangat beracun serta sangat sensitif
terhadap gesekan dan goncangan.
7.
Merkuri
(II) sulfat (HgSO4)
Merkuri sulfat digunakan sebagai
katalis dalam produki asetaldehid dari asetilen dan air.
8.
Merkuri
hidroksida (Hg(OH)2)
Merupakan basa lemah.
9. Raksa(II)
nitrat
Merupakan
salah satu dari beberapa senyawa raksa yang larut dalam air, dan diduga
mengandung ion Hg2+.
10. Raksa
(II) klorida
Dapat
terbentuk dengan mereaksikan kedua unsur-unsurnya secara langsung yaitu raksa
dengan gas klorin. Senyawa ini larut dalam air hangat, tetapi bersifat bukan
penghantar listrik dan sifat ini menunjukan bahwa dalam larutannya spesies ini
berada sebagai molekul HgCl2, bukan sebagai ion-ionnya. Kelarutan
raksa (II) klorida bertambah dengan penambahan ion klorida berlebihan oleh
karena terbentuk ion kompleks tetrakloromerkurat(II), [HgCl4]2-.
Raksa(II) klorida mudah tereduksi oleh timah(II) klorida menjadi endapan putih
raksa(I) klorida, dan kemudian tereduksi lebih lanjut menjadi logam raksa
hitam, dan ini merupakan uji konfirmasi untuk ion raksa(II)
11. Raksa
(II) oksida
Berwarna
merah yang dapat terbentuk ketika logam raksa dipanaskan di udara pada suhu –
350oC dalam waktu yang lama. Raksa (II) oksida tidak stabil terhadap
panas, dan terurai kembali menjadi logam raksa dan oksigen pada pemanasan yang
lebih kuat. Reaksi dekomposisi ini cukup menarik untuk kegiatan demonstrasi,
sebab warna serbuk merah raksa(II) oksida pada pemanasan menjadi hilang dan
terbentuk butiran-butiran logam raksa dengan warna keperakan.
12. Senyawa
raksa(I) klorida, Hg2Cl2, dan raksa(I) nitrat, Hg2(NO3)2,
T elah dikenal, tetapi
sulfidanya belum pernah berhasil disintesis. Hal ini dapa dipahami melalui
sifat keseimbangan disproporsionasi sebagai berikut: Hg22+ (aq) ↔ Hg(l) + Hg2+
(aq)
2.5 Kegunaan Zink (Zn) , Kadmium(Cd), Dan Raksa
(Hg)
2.5.1 Zink (Zn)
a.
Digunakan sebagai
pelapis beberapa logam seperti besi atau baja untuk mencegah atau menghambat
korosi. Pelapisan ini disebut galvanizing. Logam zink sebenernya
tidak begitu reaktif. Hal ini disebabkan oleh pembentukan lapisan pelindung
pada permukaan logamnya, pada awalnya sebagai oksidanya, tetapi kemudian oksida
ini bereaksi lebih lanjut dengan uap air dan gas karbon dioksida dari udara
membentuk karbonat basa , Zn2(OH)2CO3.
Pelapisan ini mempunyai keuntungan yaitu bahwa logam zink akan teroksidasi
lebih dulu bahkan sekalipun lapisan zink telah terkoyak, sehingga besinya
nampak keluar. Hal ini sebagai konsekuensi dari nilai potensial reduksi zink
yang lebih negatif daripada besi, sehingga zink bertindak sebagai anode yang
terkorbankan menurut persamaan reaksi Anode : Zn (s) → Zn2+(aq) + 2e Eᵒ= +0,76 V
Katode
: Fe2+(aq) + 2e → Fe(s) Eᵒ=
-0,44 V
a.
Digunakan
sebagai pelat (elektroda) pada sel listrik
b.
Seng oksida
(ZnO) digunakan sebagai zat warna
putih pada cat, sebagai antioksidan pada pembuatan ban mobil, sebagai
antiseptik, sebagai senyawa penguat dalam karet, pigmen, kosmetik,
mineral untuk makanan, fotokonduktor dalam mesin fotokopi
c.
Seng sulfida
(ZnS) untuk melapisi tabung layar
televisi (karena dapat berfluoresensi), sebagai bahan fotokonduktor, semikonduktor,
cat luminensi, industri pigmen dan lampu pendar, layar sinar-X dan televisi,
serta lampu fluorescence dan
alat-alat elektronik lainnya.
d.
ZnSO4 digunakan dalam industri rayon, makanan ternak,
pengawet
e.
Senyawa ZnCl2
digunakan sebagai tambahan dalam deodorant, balsam, dan pengawet
kayu.
f.
Untuk industri baterai.
g.
Bahan alloy seperti kuningan, nikel-perak, logam mesin
tik, dan penyepuhan listrik.
h.
Zn-metil (Zn(CH₃)₂) untuk pembuatan berbagai senyawa
organik.
i.
Zn-Stearat digunakan sebagai aditif penghalus plastik.
j.
Zn-hidroksi-karbonat dan silikat untuk pembuatan lotion
pencegah kulit luka/alergi/kemerahan.
k.
Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang
memiliki aktivitas antioksidan guna mencegah penuaan dini serta mempercepat
proses penyembuhan.
l.
Zn-glukonat glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai
pelega tenggorokan (throat lozenges) saat musim dingin.
2.5.2 Cadmium (Cd)
a.
Digunakan
untuk melapisi beberapa logam, seperti besi atau baja
b.
Digunakan
sebagai campuran dengan timbal, timah dan bismut pada pembuatan logam yang
mudah melebur, untuk digunakan pada alarm pemadam api, kawat sekring dan
lain-lain
c.
Campuran
kadmium dan timah dan seng digunakan sebagai logam solder
d.
Garam-garam
kadmium digunakan dalam fotografi, pada pembuatan petasan, kembang api, cat
fluoresensi, kaca dan porselin
e.
Digunakan
sebagai bahan pelindung pada pembangkit listrik tenaga atom
f.
Kadmium
sulfida (CdS) digunakan
sebagai bahan sel fotovoltanik, sel matahari, fotokonduktor dalam
fotokopi, fosfor dan pigmen
g. Bersama nikel digunakan pada pembuatan
baterai.
h.
Kadmium
sulfat digunakan sebagai zat pengerut (astringent).
i.
Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor
tabung TV hitam-putih dan fosfor hijau dalam TV bewarna.
j. CdO
digunakan dalam
penyepuhan kayu, baterai, katalis, nematosida
k.
Sebagai katalis.
l.
Kadmium selenide digunakan sebagai
pigmen (warna merah) dan semi konduktor.
m.
CdI2.digunakan dalam
fotografi,
n. CdSO4
digunakan dalam “elektroplating”
sel volta baku ( sel weston)
o. Logam Cd dan
senyawa Kadmium Nitrat sangat berguna dalam pengembangan reaktor
nuklir,berfungsi sebagai bahan untuk mengontrol kecepatan pemecahan inti atom
dalam rantai reaksi(reaksi berantai).
p. Senyawa Kadmium
Bromida(CdBr2) dan kadmium ionida(CdI2) secara tebatas digunakan dalam dunia
fotografi.
q. Senyawa
Cd-strearat banyak digunakan dalam perindustrian manufaktur polyvinil
clorida(PVC) sebagai bahan yang berfungsi untuk stabilizer.
r. Kadmium banyak
digunakan dalam industri-industri ringan seperti pada proses pengolahan
roti,pengolahan ikan,pengolahan ikan,industri tekstil dan lain-lain
2.5.3 Raksa atau Merkuri (Hg)
a.
Digunakan
sebagai cairan pengisi termometer, karena mempunyai sifat pemuaian yang teratur
b.
Digunakan
pada pompa vakum, barometer, penyearah listrik, dan saklar
c.
Lampu uap
raksa digunakan sebagai sumber ultraviolet dan digunakan untuk sterilisasi air
d.
Digunakan
dalam industri farmasi, kedokteran dan pertanian
e.
Digunakan
sebagai campuran pada pembuatan amalgam.
f.
Merkuri oksida (HgO) dapat digunakan sebagai komponen
obat atau salep pada mata (tidak larut dalam air), sebagai senyawa pemoles,
baterai kering, aditif dalam cat, pigmen, fungisida
g.
Pembuatan topi dapat dibuat dengan menggunakan Hg(NO3)2.
Tetapi dapat menimbulkan bahaya sebab dapat menimbulkan gangguan pada jiwa.
h.
HgCl2 digunakan untuk pengolahan senyawa Hg,
disinfektan, fungisida, insektisida, pengawetan kayu.
i.
Hg2Cl2 digunakan untuk elektrode,
farmasi fungisida
j.
Merkuri mampu untuk melarutkan logam lain dan membentuk
logam paduan (alloy) yang dikenal sebagai amalgam.
k.
Untuk memutihkan
kulit wajah mercuri merupakan zat radioaktif yang membuat kulit seolah-olah
bercahaya.
l.
Digunakan dalam bidang perindustrian seperti industri
khlor-alkali, industri kertas, dan industri cat.
m. Merkuri
juga sangat dibutuhkan dalam bidang petambangan, terutama tambang emas, merkuri
dalam pertambangan emas berguna untuk mengikat dan memurnikan emas.
n.
Berguna di dunia kedokteran gigi, untuk penambalan
gigi, pemutih gigi.
o.
Sebagai pelapis cermin, pembuatan lampu, pembuatan alat
listrik, dan lain-lain.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
- Unsur pada golongan IIB terdiri dari Seng (Zn), Kadmium (Cd), dan Merkuri(Hg).
- Sumber utama Seng adalah pada Sfalerit atau zink blende (ZnS) , Kadmium terdapat dalam mineral greenockite (CdS), sedangkan Merkuri didapat dari biji Cinnabar (HgS).
- Unsur Seng dapatdiperoleh dengan cara penyulingan elektrolisis, Kadmium diperoleh dari hasil sampingan penyulingan Seng, sedangkan Merkuri dibuat dengan cara pembakaran Cinnabar.
- Reaksi yang terjadi pada Seng dapat dengan udara, halogen, asam dan basa. Pada Kadmium dapat bereaksi dengan hidroksida, sulfida, garam okso, iodida, halida, dan oksida. Sedangkan pada Merkuri dapat bereaksi dengan halogen, udara, dan asam.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton
dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik
Dasar. Jakarta : UI-Press.
Effendy.
2010. Logam, Aloi, Semikonduktor, dan
Superkonduktor. Malang:
Indonesian Academic Publishing.
Indonesian Academic Publishing.
Petrucci,
Ralph H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3.Jakarta: Erlangga.
Keempat Jilid 3.Jakarta: Erlangga.
Sugiyarto,
Kristian dan Retno Suyanti. 2010. Kimia
Anorganik Logam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yogyakarta: Graha Ilmu.